HOBI: Komunitas motor gede di Pontianak yang terbentuk beberapa waktu lalu.BUDIANTO/PONTIANAKPOST K emajuan teknologi dan inovasi yang semakin mutakhir menyebabkan munculnya beragam kendaraan bermotor yang canggih dan inovatif. Motor besar salah satunya. Kepemilikan motor besar yang juga lazim disebut motor gede (moge) ini telah menjadi trend di daerah ini. Terutama bagi kalangan ekonomi atas. Budianto Pontianak Penggemar moge di Indonesia cukup banyak. Termasuk di Kalbar. Lain halnya di Negara lain, kalangan penggemar sepeda motor bermesin besar di Indonesia rata-rata berasal dari kalangan eksekutif. Mereka umumnya menggunakan moge hanya pada akhir pekan. Baik dipakai untuk melakukan touring ke luar kota atau hanya sekedar jalan-jalan dan kongkow ke mall. Baik bersama keluarga maupun teman sepergaulan.Bila bicara tentang moge, hampir selalu diidentikkan dengan Harley Davidson. Padahal jenis moge juga dikuasai oleh sejumlah pabrikan motor dunia. Sebut saja Aprilia, BMW, Yamaha dan Honda. Walaupun pabrikan luar, namun peminat dan penggunanya bukan tidak ada di Indonesia. Malah bejibun. Beberapa komunitas moge di Indonesia saat ini semakin menjamur. Sebut saja, Harley Davidson Club Indonesia (HDCI), Ikatan Motor Gede (IMG), Persaudaraan Motor Antik dan Motor Besar Bali (MBB). Harley Owner Group (HOG), Ikatan Motor Besar Indonesia (IMBI), Motor Besar Club (MBC) Bali, Davidson Bali Club (DBC), Harley Davidson Klub Indonesia (HDKI) Central Java Bikers Club, Singotoro Moge Club serta banyak lagi lainnya mewarnai komunitas moge di negara ini. Mulai dari tahun pembuatan anyar hingga lawas pun ikut ambil bagian dalam komunitas tersebut. Begitu juga aliran factory custom (asli), middle custom (mengubah semuanya, kecuali bentuk bodi). Kemudian radical custom (mengubah secara keseluruhan tanpa terkecuali). Walaupun mereka menyebar di seluruh penjuru wilayah, namun ikatan persaudaraan mereka dalam berkendara tetap satu. Terakhir, komunitas ini mendeklarasikan penggemar motor besar Asean pada 1 Mei 2005 di Bali. Moge di Pontianak Menjadi sebuah perkumpulan motor gede yang handal dan dipercaya mampu membawa imej pabrikan tidaklah mudah. Selain manajemen, personalisasi dari pemilik kendaraan itu sendiri juga menjadi taruhan. Itu sebabnya, setiap bikers jika ingin masuk ke dalam suatu komunitas motor gede tertentu dituntut memiliki loyalitas yang tinggi. Bahkan terkadang harus melalui suatu 'upacara adat' tertentu untuk bisa masuk ke dalam barisan motor.Untuk HDCI misalnya, para peserta baru walaupun tidak dituntut biaya, namun diharuskan memiliki motor bermerek Harley Davidson. Tahu sendiri motor asal Paman Sam ini memiliki harga yang tidak murah. Untuk satu motor Harley keluaran tahun 2004 saja, bikers harus merogoh kocek lebih dari 200 juta. Tapi justru itu menunjukkan kelasnya di jajaran bikers motor gede. Belum lagi, iuran serta keikutsertaan dalam setiap ajang touring. Syarat itu standar diberlakukan di berbagai perkumpulan motor gede. Seperti HDCI, Ikatan Motor Gede atau Ikatan Motor Besar Indonesia. Belum lagi syarat lain yang tidak tertulis seperti keharusan merubah bentuk mogenya mengikuti prasyarat yang diatur. Syarat ini benar-benar menjaring kepada bikers yang memiliki selera style moge yang sama. Jika tidak, bikers tidak diperbolehkan menjadi anggota perkumpulan motor tersebut. Ketua IMBI Kalbar Mahendra Jaya mengungkapkan, sebenarnya organisasi IMBI bukanlah organisasi eksklusif. Hanya terkadang masyarakat mendefiniskannya demikian. Anggota IMBI boleh dari kalangan mana saja. Motor dari semua merek juga bisa bergabung asal bermesin di atas 500 cc. Tahun pembuatan motor juga tidak dibatasi asal kondisinya masih layak jalan. "Organisasi ini semacam paguyuban untuk penggemar motor besar. Jadi semata-mata hanya hobi dan mempererat ikatan kekeluargaan. Karena tidak enak pergi sendirian naik motor besar, jadi perlu mencari teman yang hobinya sama. Kebetulan anggotanya memang sebagian besar adalah pejabat dan pengusaha," kata Mahendra kemarin. Diceritakan Mahendra, sebelum berdiri IMBI, terlebih dahulu terbentuk Equator Big Bike. Anggota pertama hanya lima orang yang diawaki oleh Mahendra Jaya sendiri, Setiawan Lim, Pramono Hadi, Harsono (Danlanud) dan Andi Ibrahim. Kemudian berkat arahan dari Kapolda Kalbar yang pada saat ini masih dijabat oleh Brigjen Pol Nanan Sukarna agar Equator Big Bike bergabung di Ikatan Motor Besar Indonesia, akhirnya terbentuklah IMBI Kalbar pada awal Januari 2006. "Sekarang anggota kami sekitar 39 orang," katanya. Menurut Mahendra yang memiliki dua moge, yakni, Harley Davidson Electra 1600 CC dan Honda Gold Wing 1800 CC, tujuan utama organisasi ini, adalah sebagai wadah dan ajang kumpul-kumpul sesama penggemar moge. Anggota yunior juga bisa bertanya pada anggota senior tentang seluk beluk moge. Kegiatan yang sering dilakukan IMBI Kalbar seperti pada umumnya kelompok penggemar moge di daerah lain. Seperti melakukan perjalanan jarak jauh atau touring. Touring yang sering dilakukan IMBI Kalbar antara lain ke negeri jiran Malaysia dan Brunai Darussalam. IMBI juga kerap menggelar kegiatan bakti sosial dengan dana swadaya anggota. "Dari tahun 2005 hingga sekarang kita memiliki kegiatan tahunan dengan nama Borneo Island Internasional Big Bike Festival (BIIBBF). Bahkan pada 2007 lalu, IMBI Kalbar sebagai tuan rumah sukses menggelar gawean internasional itu. Kegiatan ini dibuka langsung Rusman Hadi, Ketua IMBI-Pusat. Acara dipusatkan di pelataran halaman Kafe Plaza MTQ-UNTAN," katanya seraya mengatakan pada Maret 2009 mendatang tim IMBI Kalbar mendapat kehormatan menjadi fasilitator kegiatan BMW Petronas Motor Club dari Kuala Lumpur keliling Kalimantan dan Pulau Jawa. Dia juga mengatakan, masyarakat jangan mendefinisikan IMBI sebagai organisasi yang glamor. Sebab, untuk menjadi anggota IMBI tak harus memiliki motor yang mahal. "Harga motor besar ada dikisaran Rp40 juta. Asal bermesin 500 CC keatas sudah bisa masuk ke organisasi ini," kata Mahendra seraya mengatakan harga moge dikisaran Rp40 juta-700 juta. Sementara Setiawan Lim, Sekertaris IMBI Kalbar mengungkapkan, bibit organisasi penggemar moge di Kalbar telah muncul sejak tahun 2002. Namun baru dideklarasikan sekitar tahun 2006. Yang tidak bisa dipisahkan dari biker, kata Setiawan, adalah pernik-perniknya yang membuat kesan sangar, padahal tidak. Pernik itu adalah ciri khas. Helm, sarung tangan, jaket, dan sepatu, semuanya harus standar demi keamanan biker. Dia juga menuturkan, animo penggemar motor besar di Kalbar tidak kalah dengan kota-kota di Jawa, Malaysia dan Brunai Darussalam. Menurutnya, IMBI merupakan wadah yang menghimpun para pencinta moge, yang selalu memperhatikan dan meningkatkan pengetahuan know-how mengenai hobinya. Selain membantu meningkatkan kepariwisataan dalam negeri dengan menitik beratkan kegiatan perjalanan bermotor bersama mengunjungi daerah-daerah tujuan wisata yang disebut wisata bermotor, IMBI juga mengemukakan kepedulian terhadap masyarakat dengan kerap menyelenggarakan bakti sosial dalam setiap perjalanannya. "Kami kerap melakukan kegiatan bakti sosial. Saat touring ke daerah-daerah kami selalu menyempatkan diri berbagi kebahagian kepada masyarakat yang kurang mampu," kata pria yang memiliki moge jenis Harley Davidson Ultra Classic 1500 CC. Sebagian dari pecinta moge, jelas dia, juga ada yang suka mengubah kendaraannya. Itu disebut custom. Komunitas penggemar custom motor gede dianggap kelompok manusia unik. Mereka sudah membeli dengan harga mahal, lalu mengubahnya menjadi tidak standar pabrik lagi. Ini butuh biaya tambahan puluhan juta sampai tak terhingga. "Di Kalbar juga ada beberapa anggota kami yang memiliki alirang demikian. Tujuannya jelas agar bisa tampil beda. Motor bagi mereka, adalah cermin kepribadian dan identitas," katanya. Sementara Sugiarto salah seorang anggota IMBI mengatakan, sebagai kelompok dari golongan pecinta moge, diakuinya, memang rata-rata telah mapan. Identitas menjadi prioritas untuk ditampilkan. Mereka tak mau disamakan motornya dengan motor orang lain. Namun demikian, anggota moge juga bisa didefinisikan sebagai organisasi sosial. Sebab, hampir seluruh kegiatan yang digelar selalu ada yang mengedepankan sisi sosial. "Banyak kegiatan sosial yang telah kami lakukan," kata pengendara motor jenis Royal Star Yamaha 1500 CC. Dia juga mengharapkan bahwa keberadaan IMBI di daerah ini jangan disalah artikan. Tak semuanya pengendara motor besar itu adalah anggota IMBI. "Jika yang berkendara brutal di jalanan itu bukan anggota kami. Anggota kita selalu mengerti tentang peraturan di jalan raya. Sehingga tak semaunya, apalagi kebut-kebutan dijalan," kata dia. Andi Ibrahim, penggemar moge lainnya mengatakan, keberadaan moge bukan dipakai buat ngebut atau gaya? Ini bisa dikategorikan sebagai bentuk dari sebuah hobi. Bisa dikatakan sebagai perpaduan antara kebutuhan dan kepribadian pemilik. Menurutnya, IMBI Kalbar memiliki nilai strategis untuk pembangunan dunia pariwisata dan ekonomi Kalbar. "Terlihat jika kunjungan para biker dari Malaysia dan Brunai yang masuk daerah ini," katanya. Di Indonesia termasuk di Kalbar ada beberapa aliran motor gede. Ada yang dikenal dengan nama factory custom. Aliran ini justru cenderung berkembang. Alasannya, mereka masih sayang motor jika sampai mengubah warna atau bentuk bodinya. "Kalau aliran ini suka model asli termasuk saya," jelas dia. Selain itu, lanjut pemilik moge Kawasaki Sport 110 CC ini, ada juga istilah middle custom. Yang mengubah semuanya, kecuali bentuk bodi. Ada pula yang radical custom yakni mengubah secara keseluruhan tanpa terkecuali. Aliran yang terakhir ini kemudian dikenal sebagai chopper. "Pehobi membangunnya dari nol. Orang sudah tak tahu lagi asal muasal motor tersebut. Bisa saja motor itu dibangun dari mesin Harley Davidson (HD), tapi rangka dan bagian lainnya buatan berbagai pabrik komponen," jelas Andi. Masih kata Andi yang juga anggota IMBI Kalbar itu, dalam ilmu marketing, konsumen yang memiliki preferensi demikian besar terhadap sebuah merek disebut menganut brand cult. Demikian cintanya mereka pada merek tersebut sehingga kepemilikan terhadap produknya memberi kepuasan yang luar biasa melebihi fungsi praktikal yang diberikan. konteks otomotif roda dua, Ducati dan Harley Davidson dianggap mewakili produk dengan konsumen yang luar biasa fanatiknya. Untuk memiliki sepeda moge tentunya tidaklah semudah membeli motor biasa. Karenanya ada beberapa trik yang harus di pahami terlebih dahulu. Salah satunya adalah dengan cara memahami jenis jenis sepeda motor yang ada dipasaran dan yang dikehendaki. Dalam hal ini, jelas Andi, ada dalam berapa tipe sepeda motor yang umumnya disukai oleh penggemar "moge" di Indonesia. Yakni, jenis Sportsbike, Street Fighter, Supermotard maupun jenis Cruiser. Berikut merupakan gambaran mengenai motor motor tersebut, termasuk hal hal yang perlu diperhatikan sebelum memiliki motor tersebut. Sportsbike Street Fighter Jenis motor Street Fighter yang beredar di indonesia tidak terlalu banyak, bahkan bisa dibilang hanya ada tiga jenis. Yaitu adalah Ducati Monster, KTM Super Dukes dan MV Agusta Brutale. Kisaran harga baru motor Street Fighter adalah antara 280 juta sampai 400 juta rupiah. Jenis motor ini merupakan jenis motor yang paling nyaman untuk digunakan sehari hari maupun Touring. Karena merupakan kombinasi yang sempurna antara Sportsbike dan Cruiser. Cruiser - Chopper "Moge" itu Harley! ya itulah yang sering diucapkan orang awam bila ditanya tentang motor besar. Padahal motor besar semacam Harley Davidson termasuk dalam jenis cruiser atau chopper. Dari semua merek moge hanya brand Ducati yang mampu menyaingi popularitas Harley Davidson. Populasi motor ini di indonesia mencapai 20 kali lipat di banding merek Ducati. Motor Cruiser adalah motor touring yang lebih cocok untuk dipakai jarak jauh dan secara umumnya pengguna sepeda motor jenis ini mengikuti perkumpulan ekslusif. Jenis Motor Cruiser yang beredar di Indonesia hanya didominasi oleh satu brand yaitu Harley-Davidson. Kisaran harga motor ini antara 250 juta hingga 1,2 milliar. (*) Dikenal juga sebagai Cafe’ Racer. Merupakan motor gabungan dari motor sports dan motor Touring. Motor ini merupakan motor dengan mesin terlihat (naked bike). Motor ini memiliki performa hampir seperti motor Superbike namun lebih nyaman untuk dikendarai jarak jauh, karena posisi duduk pengendara yang cukup tinggi. Sportsbike adalah motor idaman bagi setiap penggemar motor, baik yang berusia muda sampai yang sudah mapan. Hal ini sangat lumrah karena jenis motor inilah yang paling sering kita lihat di televisi terutama dalam siaran langsung balapan motor seperti Moto GP maupun GP Superbike. Sportsbike sendiri merupakan adaptasi dari motor balap sirkuit yang kemudian di "jinakkan" agar bisa di pakai di jalan raya.Bahkan motor yang ikut dalam kejuaraan WSBK World Superbike Championship merupakan versi balap dari motor jalan raya. Sehingga apa yang kita lihat di balap Superbike dapat juga kita miliki dan kita gunakan sehari hari. Kisaran harga motor jenis ini bervariatif, mulai dari 33 juta rupiah (ninja 150RR) sampai dengan 1.7 milliar (Ducati Desmosedici GP6). Sportsbike sendiri terbagi dalam beberapa jenis yaitu Light Sportsbike (125cc), Supersports (400cc-600cc) dan Superbikes (750cc - 1000cc). |
Minggu, 13 November 2011
sekedar hobi motor gede
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar